Mengenal Istilah FOMO, Fenomena Sosial di Era Digital

mengenal istilah fomo
Foto: Waspada dengan Fomo di media sosial

Newsartstory.com - Mengenal Istilah FOMO, Fenomena Sosial di Era Digital. Pernah tahu dengan kata-kata FOMO? Beberapa orang mungkin belum paham seputar FOMO atau bahkan sudah mengerti soal istilah kata ini. Banyak sekali orang FOMO hanya untuk mengikuti trend orang-orang. 

Apa Itu FOMO?

FOMO (Fear of Missing Out) adalah istilah yang sering kita dengar belakangan ini, terutama di kalangan generasi muda. Istilah ini merujuk pada perasaan takut atau cemas karena merasa ketinggalan sesuatu yang dianggap penting atau menarik, yang biasanya terjadi karena melihat aktivitas orang lain di media sosial.

FOMO telah menjadi fenomena sosial yang semakin meluas, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan platform sosial seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan lainnya.

Asal Mula dan Definisi FOMO

FOMO pertama kali muncul pada awal tahun 2000-an, seiring dengan maraknya penggunaan internet dan media sosial. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh psikolog Dr.

Andrew Przybylski pada tahun 2013 dalam studi yang mengkaji dampak media sosial terhadap perilaku sosial. FOMO menggambarkan perasaan cemas atau khawatir bahwa orang lain sedang mengalami pengalaman atau kesempatan yang lebih baik, sementara kita tidak bisa ikut serta.

Dampak FOMO Terhadap Kehidupan Sehari-Hari

1. Kesehatan Mental: FOMO dapat berkontribusi pada peningkatan kecemasan, stres, dan bahkan depresi. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampak hidupnya lebih seru atau sukses, perasaan tidak cukup baik bisa muncul. Hal ini dapat menyebabkan penurunan harga diri dan rasa puas yang lebih rendah terhadap kehidupan sendiri.

2. Produktivitas yang Menurun: Sering kali, FOMO mengarah pada kecenderungan untuk selalu memeriksa media sosial, yang bisa mengganggu produktivitas. Ketika seseorang merasa terpaksa untuk mengikuti tren atau aktivitas terbaru agar tidak ketinggalan, waktu yang seharusnya digunakan untuk pekerjaan atau kegiatan produktif lainnya menjadi terbagi.

3. Kehidupan Sosial yang Tidak Seimbang: FOMO juga dapat memengaruhi hubungan sosial. Seseorang yang terlalu fokus pada apa yang terjadi di dunia maya mungkin mengabaikan hubungan yang ada di dunia nyata. Akibatnya, meskipun tampak selalu terhubung dengan banyak orang di dunia digital, mereka bisa merasa kesepian dan terisolasi.

Penyebab Munculnya FOMO

1. Media Sosial: Platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok memungkinkan kita untuk melihat kehidupan orang lain secara terus-menerus. Kebanyakan orang cenderung membagikan sisi terbaik dari hidup mereka, seperti liburan mewah, acara sosial, atau pencapaian pribadi. Hal ini membuat orang lain merasa seolah-olah mereka kehilangan pengalaman serupa.

2. Teknologi yang Selalu Terhubung: Dengan smartphone dan notifikasi yang terus-menerus masuk, kita menjadi lebih sulit untuk "beristirahat" dari dunia digital. Perasaan harus selalu terhubung dan mengikuti setiap update terkini semakin memperburuk FOMO.

3. Konsumerisme dan Tren: FOMO juga sering dikaitkan dengan konsumerisme. Misalnya, kita merasa harus membeli barang terbaru atau mengikuti tren tertentu agar tidak ketinggalan. Ini menciptakan perasaan kebutuhan yang tak terbendung untuk selalu mengikuti apa yang sedang populer.

Cara Mengatasi FOMO

1. Menetapkan Prioritas: Salah satu cara terbaik untuk mengatasi FOMO adalah dengan menetapkan prioritas dalam hidup. Ketahui apa yang benar-benar penting bagi Anda, baik itu pekerjaan, keluarga, teman, atau kegiatan pribadi. Dengan cara ini, Anda bisa lebih fokus pada hal-hal yang membawa kebahagiaan sejati, bukan hanya sekadar mengikuti tren.

2. Mengurangi Penggunaan Media Sosial: Salah satu langkah sederhana yang bisa diambil untuk mengurangi FOMO adalah dengan mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial. Anda bisa menetapkan batasan waktu harian atau mematikan notifikasi untuk menghindari gangguan yang berlebihan.

3. Berfokus pada Kegiatan Nyata: Menghabiskan lebih banyak waktu untuk beraktivitas di dunia nyata, seperti olahraga, berkumpul dengan teman-teman, atau melakukan hobi yang disukai, bisa membantu mengurangi perasaan FOMO. Aktivitas-aktivitas ini memberi kepuasan yang lebih langsung dan dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

4. Mengubah Perspektif: Cobalah untuk melihat FOMO sebagai peluang untuk merayakan keberhasilan atau pengalaman hidup Anda sendiri. Alih-alih merasa cemas karena tidak ikut serta dalam tren tertentu, fokuslah pada hal-hal yang membuat hidup Anda unik dan berarti.

Kesimpulan

FOMO adalah bagian dari tantangan kehidupan modern yang dipengaruhi oleh media sosial dan teknologi. Meskipun fenomena ini bisa memicu perasaan negatif, kita tetap bisa menghadapinya dengan bijak.

Dengan mengelola waktu di media sosial, menetapkan prioritas hidup, dan berfokus pada kebahagiaan pribadi, kita dapat mengurangi dampak buruk FOMO dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan. Dan tentunya sekedar hanya ikut-ikutan saja, seperti halnya membeli boneka labu-labu. Semua orang pada FOMO mau beli.

Dapatkan informasi berita pilihan dari Newsartstory.com di platform Google News secara gratis
Baca Juga