Download Aplikasi Newsartstory.com untuk Android

Apa Itu Stimming? Simak Selengkapnya Seputar Stimming


Newsartstory.com - Apa Itu Stimming? Simak Selengkapnya Seputar Stimming. Pernahkah kalian melihat seseorang yang memiliki kendisi seperti ini? Apalagi kesehatan menjadi hal yang paling utama untuk tetap beraktifitas. Kondisi stimming terjadi paling banyak dilakukan oleh penderita tantrum. Membuat mereka merasa lebih banyak energi yang tidak mudah lelah untuk terus bergerak. Lantas apa itu stimming pada penderita tantrum?

Apa Itu Stimming?

Stimming adalah singkatan dari "self-stimulatory behavior" yang merupakan jenis perilaku repetitif atau stereotipik yang sering terjadi pada individu dengan gangguan spektrum autisme (ASD) atau kondisi lainnya seperti gangguan sensorik. Stimming bisa berupa gerakan fisik seperti berayun-ayun, menggoyangkan tubuh, menggeliatkan jari, atau aktivitas sensorik lainnya seperti memainkan mainan dengan cara tertentu, atau bahkan suara seperti mengulang kata-kata atau suara tertentu. 

Bagi banyak individu dengan ASD, stimming bisa menjadi cara untuk mengatur stimulasi sensorik atau mengurangi kecemasan. Namun, tidak semua stimming bersifat negatif; beberapa jenis stimming bisa menjadi cara untuk mengatasi stres atau menikmati sensasi tertentu. Tetapi, jika stimming mengganggu kehidupan sehari-hari atau interaksi sosial, terapi atau pendekatan lainnya mungkin diperlukan untuk membantu individu mengelola perilaku tersebut.

Apa Gejala Stimming?

Gejala terjadinya stimming bervariasi antara individu dan dapat mencakup berbagai tindakan repetitif atau stereotipik. Berikut ini adalah beberapa gejala umum yang dapat terjadi jika seseorang mendadak alami stimming:


1. Gerakan Tubuh Berulang: Misalnya, berayun-ayun, menggoyangkan tubuh, menggeliatkan jari, atau meremas-remas tangan.

2. Aktivitas Sensorik Berulang: Ini bisa mencakup memainkan atau meraba-raba objek dengan cara tertentu, seperti menggesek-gesekkan jari di atas permukaan halus atau memainkan mainan dengan gerakan yang konsisten.

3. Suara Berulang: Termasuk mengulang kata-kata atau suara tertentu, mengoceh, atau mengulangi kata-kata dari percakapan atau media lainnya.

4. Ritual: Melakukan tindakan tertentu dengan urutan yang sama atau dalam pola yang konsisten, seperti memeriksa sesuatu dalam urutan tertentu atau mengikuti rutinitas yang sangat kaku.

5. Staring (Melihat ke hampa): Melihat ke satu titik dalam jangka waktu yang lama tanpa tujuan yang jelas.

6. Manipulasi Benda-benda: Bermain dengan benda-benda dalam cara yang tidak biasa atau terfokus pada aspek tertentu dari benda tersebut.

7. Repetisi Kata atau Frasa: Mengulangi kata-kata atau frasa tertentu tanpa alasan yang jelas atau konteks yang sesuai.

8. Stimming Visual: Termasuk menonton pergerakan benda-benda atau cahaya, atau fokus pada pola visual tertentu.


Penting untuk dicatat bahwa stimming tidak selalu mengindikasikan adanya gangguan atau masalah, tetapi jika stimming mengganggu kehidupan sehari-hari atau interaksi sosial seseorang, itu bisa menjadi fokus intervensi atau perhatian. Perlu adanya pengawasan saat alami stimming. 

Cara Menangani Kondisi Stimming

Menangani stimming melibatkan pendekatan yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan individu. Berikut adalah beberapa strategi umum yang dapat membantu mengatasi stimming:

1. Pemahaman dan Penerimaan: Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa stimming adalah cara individu mengatasi stimulasi sensorik atau mengurangi kecemasan. Penting juga untuk menerima bahwa stimming adalah bagian dari keunikan individu.

2. Identifikasi Pemicu: Mengetahui apa yang memicu stimming dapat membantu mengembangkan strategi untuk mengelola situasi tersebut. Misalnya, jika stimming terjadi saat terlalu banyak stimulasi sensorik, mencari cara untuk mengurangi stimulasi bisa membantu.

3. Gantikan dengan Alternatif yang Lebih Diterima: Mencari alternatif yang lebih diterima secara sosial atau yang kurang mengganggu dapat membantu mengalihkan stimming. Misalnya, menggantikan stimming fisik dengan stimulasi sensorik lainnya seperti mainan fidget atau teknik pernapasan dalam.

4. Intervensi Sensorik: Terapi sensorik dapat membantu individu dengan ASD atau gangguan sensorik lainnya mengelola sensasi yang tidak nyaman atau mengurangi kebutuhan untuk stimming.

5. Menyediakan Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan yang ramah stimulasi dan nyaman bagi individu tersebut dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk stimming.

6. Terapi Perilaku: Terapis perilaku dapat membantu individu dan keluarganya mengembangkan strategi untuk mengelola stimming dan memodifikasi perilaku yang tidak diinginkan.

7. Edukasi dan Dukungan: Memberikan edukasi kepada keluarga, teman, dan individu itu sendiri tentang stimming dan cara mengelola stimming dapat membantu menciptakan pemahaman dan dukungan.

8. Menggunakan Strategi Pengalihan: Mengalihkan perhatian individu dengan aktivitas yang menarik atau menyenangkan dapat membantu mengurangi stimming. Misalnya, memberikan sesuatu untuk dilakukan yang membutuhkan konsentrasi, seperti memecahkan teka-teki atau bermain permainan.


Penting untuk dicatat bahwa pendekatan yang efektif dapat bervariasi antara individu, dan mungkin memerlukan eksperimen dan penyesuaian untuk menemukan strategi yang paling cocok. Konsultasi dengan profesional medis atau terapis yang berpengalaman dalam bekerja dengan individu dengan stimming juga dapat memberikan panduan yang berharga. Berikan kasis sayang jika orang terse but tengah mengalami penyakit seperti tantrum ini. 

Dapatkan informasi berita pilihan dari Newsartstory.com di platform Google News secara gratis

Post a Comment

  1. To insert a code use code_here
  2. To insert a quote use your_qoute
  3. To insert a picture use url_image_here